Surakarta dan Solo perbedaan dan persamaanya

Surakarta dan Solo memang berbeda kalau diucapkan, apalagi dilihat dari tulisannya sangat berbeda dan tidak ada mirip-miripnya sama sekali. Tetapi, tahukah anda jika dua nama kota itu adalah satu kota yang sama. “Tetapi, kenapa namanya bisa berbeda?”. Perbedaan ini karena adanya sejarah yang melatarbelakanginya. Mungkin bagi anda yang bukan warga Solo atau Surakarta atau belum tahu mengenai sejarah kota ini akan bingung mengenai penyebutan yang paling benar untuk kota yang memiliki luas sekitar 44 kilometer persegi ini.

Surakarta dan Solo

Kalau boleh saya bilang, inilah keunikan tersendiri dari Kota Solo. Memiliki dua nama yang berbeda tetapi sama-sama menjadi nama utama. Dan anda bisa menyebut Solo atau Surakarta, semuanya sah anda katakan dan tidak ada seorang pun yang menyalahkan atau melarangnya. Tetapi, memang ada beberapa penerapan untuk pemilihan penyebutan kedua nama ini. Pemilihan ini seolah sudah menjadi kebiasaan dari warga Solo sendiri.

Tentang situs kami lainnya bisa lihat di layanan aqiqah solo, aqiqah jogja, aqiqah semarang, perlengkapan haji dan seragam batik kantoran.

Surakarta dan Solo dalam keseharian

Misalkan, untuk penyebutan identitas yang selama ini seolah sudah menjadi jargonnya orang Solo yakni “Wong Solo”. Pemilihan ini bukan tanpa alasan, tetapi untuk lebih mengerucutkan bahwa yang disebut Wong Solo tersebut adalah mereka yang tinggal di antara lima kecamatan yang ada, seperti Kecamatan Banjarsari, Pasarkliwon, Jebres, Laweyan dan juga Kecamatan Serengan.

Di samping itu, selama ini memang jarang atau bahkan tidak pernah ada yang menyebut “Wong Surakarta” Seperti imbauan untuk tertib lalulintas yakni “Tertib Berlalu lintas Cermin Budaya Wong Solo”. Memang akan terdengar asing jika anda menyebutnya sebagai “Wong Surakarta”. Surakarta ini menurut saya memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan kata Solo. Karena, dulunya Kota Solo sempat menjadi sebuah daerah istimewa layaknya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di mana Kota Solo atau Surakarta menjadi pusatnya.

Daerah Istimewa Surakarta ini terdiri dari enam Kabupaten yang ada di Kawasan Eks Karesidenan Surakarta, Seperti Kabupaten Klaten, Boyolali, Sragen, Karanganyar, Sukoharjo dan juga Kabupaten Wonogiri. Dan sekarang untuk menyebut daerah-daerah tersebut ada yang menggunakan istilah eks Karesidenan Surakarta, tetapi ada juga yang menyebutnya dengan Soloraya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *