Kebudayaan Kota Solo sebagai daya tarik wisatawan

Kebudayaan Kota Solo menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke kota ini. Memang tidak bisa terbantahkan jika Solo memiliki ragam budaya yang masih sangat terjaga sampai saat ini. Anda bisa menemukan berbagai kebudayaan yang keunikannya yang sangat khas di Kota yang saat ini dipimpin oleh pasangan Walikota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo dan Wakil Walikota Achmad Purnomo ini.

Selain kebudayaan yang kental Jawa, di Kota Solo juga terdapat kebudayaan lain yang ternyata merupakan akulturasi atau dari dua budaya yang ada di Solo. Seperti Grebeg Sudiro. Kebudayaan ini merupakan perpaduan dari dua budaya yang ada yakni Budaya Jawa dengan budaya Tionghoa atau China. Festival budaya ini diadakan setiap pergantian tahun China atau Imlek. Kirab ini selain diikuti oleh warga Tionghoa atau keturunan China juga ada banyak warga Asli Jawa.

Seperti diketahui, kawasan Kelurahan Sudiroprajan memang banyak ditinggali oleh para keturunan Tionghoa. Maka tidak heran jika kawasan ini kadang disebut dengan kawasan Pecinan yang ada di Solo. Festival ini sendiri merupakan kirab yang biasanya dimulai dari kawasan Kelurahan Sudiroprajan dan berakhir di Pasar Gede atau depan Klenteng Tien Kok Sie. Kirab biasanya akan menampilkan berbagai kesenian dari Tionghoa, seperti liong, barongsai dan kesenian lainnya.

Dan yang paling menarik dari festival ini yakni adanya gunungan yang terbuat dari ratusan atau bahkan ribuan kue keranjang. Keu keranjang ini menjadi makanan yang identik dengan Imlek. Setelah kirab rampung kue-kue ini akan dibagikan kepada warga yang ada di sekitar kawasan Pasar Gede. Tetapi, sebelum dibagikan biasanya kue-kue ini sudah lebih dulu habis diserbu oleh warga yang sudah lama menunggu dan tidak sabar mendapatkan kue khas ini.

Kebudayaan Kota Solo lainnya

Kebudayaan Kota Solo

Selain Grebeg Sudiro, sejumlah kebudayaan lain yang juga menarik untuk anda lihat yakni Tingalan Jumenengan. Kenapa peringatan kenaikan tahta raja ini menarik untuk anda lihat, ya karena pada prosesi ini terdapat sebuah tarian unik dan bahkan terkesan mistis yang ditarikan oleh sembilan perawan. Tarian ini bernama Bedhaya Ketawang. Tarian ini sangat spesial karena hanya dipertunjukkan saat Tingalan Jumenengan saja dan penarinya masih gadis semua.

Blog Kami lainnya : Mengenalkan lebih dekat kepada masyarakat pengetahuan material bangunan. Antara lain marmer lantai, struktur besi baja dan harga pasir merapi yang terjangkau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *