Kota Surakarta awalnya adalah bagian dari sebuah kerajaan Islam yakni Kerajaan Mataram. Bahkan kota ini sempat menjadi pusat dari pemerintahan kerajaan tersebut. Tetapi, karena adanya perjanjian Giyanti yang terjadi pada 13 Februari 1755 kerajaan Islam Mataram akhirnya pecah menjadi dua yakni di Yogyakarta yang dikenal dengan Kasultanan Yogyakarta dan juga Kasunanan Surakarta.tengkleng solo.
Secara resmi istana Mataram yang baru dinamakan Keraton Kasunanan Surakarta dan mulai ditempati pada 17 Februari 1745. Tanggal itulah yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Kota Surakarta. Kemudian pada tahun 1767 karena adanya perjanjian Salatiga. Perjanjian ini membuat, Keraton Kasunanan Surakarta kembali terpecah menjadi dua yakni Kasunanan dan Mangkunegaran.
Pemberian nama Surakarta Hadiningrat sendiri karena mengikuti naluri para leluhuh. Ini berawal dari Kerajaan Mataram yang berpusat di Karta. Kemudian pindah di Pleret (Bantul), dan pindah lagi di Wanakarta. Dan selanjutnya diberikan nama Kartasura. Sedangkan nama Surakarta Hadiningrat menjadi sebuah pengharapan akan terciptanya negara yang tata tentrem karta raharta (teratur, tertib, aman dan damai).
Tetapi sejak diakuinya kemerdekaan Republik Indonesia, dua kerajaan yang ada di Solo ini dilikuidasi oleh pemerintah. Kemudian muncullah yang dinamakan Daerah Istimewa Surakarta (DIS). Pembentukan DIS ini memposisikan Surakarta sejajar dengan Provinsi. Tetapi pada 16 Juni 1946 pemerintah membubarkan DIS. Ini karena waktu itu banyak terjadi kekacauan mulai dari pembunuhan dan penculikan pejabat DIS. Selanjutnya, Surakarta ditetapkan sebagai tempat residen yakni seorang pemimpin Karesidenan Surakarta.
Karisidenan kota surakarta
Karesidenan Surakarta ini terdiri dari sejumlah Kabupaten, di antaranya Kabupaten Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri, Karanganyar, Sragen dan Klaten. Secara perkembangannya, Kota Surakarta juga dikenal dengan nama Kota Solo. Sejumlah tempat wisata hadir di sini. Mulai dari Taman Balekambang, Taman Satwa Taru Jurug, Keraton Kasunanan Surakarta, Benteng Vastenburg, Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari, Museum Radya Pustaka, Kampung Batik Laweyan, Kampung Batik Kauman, dan sejumlah destinasi wisata lainnya.
Tidak hanya itu, sejumlah even tahunan juga disiapkan oleh Pemerintahan yang dipimpin oleh F.X. Hadi Rudyatmo dan Achmad Purnomo ini. Mulai dari Solo Batik Carnival, Festival Gamelan dan juga even lainnya.