Batik solo asli dibuat oleh tangan kreatif warganya. Masyarakat solo merupakan identik dengan budaya tingkah lakunya. Terutama untuk kesopanan dan cara berfikirnya, sederhana namun memiliki makna yang dalam. Kami biasa menyebutnya dengan budaya kultural tingkat tinggi.
Begitu pula dengan hasil karyanya yakni batik. Untuk saat ini memang batik cap merupakan Andalan kota solo. Proses cap merupakan kolaborasi antara permintaan pasar dan kualitas produk. Untuk menjembatani batik tulis dan permintaan pasar, warga solo memiliki jalan tengah yakni cap. Secara makna maupun harfiah masih mewakili batik, namun disisi lain tentang pasar juga mumpuni. Walaupun akhir – akhir ini permintaan global ( dunia ), belum mencukupi.tengkleng di solo yang terkenal.
Tentang situs kami lainnya bisa lihat di layanan aqiqah, daging kambing, perlengkapan umroh dan Indonesian batik.
Batik solo asli zaman dahulu kala
Batik solo asli zaman dahulu kala. Batik sebagai produk seni adiluhung, awalnya kelahirannya banyak diwarnai simbol-simbol keraton. Penggunaannya pun seperti masih terbatas didominasi oleh kalangan keraton. Tapi akibat pergeseran waktu, batik pun kemudian menjadi komoditas yang diperdagangkan secara luas. Dewasa ini, penggunaan batik sudah mulai memasyarakat.
Batik juga sudah mulai digunakan tidak hanya dalam upacara adat, namun juga dalam keseharian. Mulai bermunculan baju-baju yang bermotif batik berkualitas. Hingga saat ini banyak sekali tempat khusus yang menjual batik ini. Mulai dari batik yang benar-benar sakral dan murni, hingga batik modifikasi yang diaplikasikan dalam pakaian sehari-hari.
Ragam hias larangan dan dianggap sakral. Yang dulu hanya dikenakan raja dan keluarganya yaitu parang rusak barong, sawat dan kawung. Ini merupakan motif andalan warga solo dan sekitarnya.
Sidomukti, dipakai pengantin. Sido berarti terus menerus dan mukti berarti hidup berkecukupan. Yang akhir – akhir ini banyak digunakan sebagai kain seragam.
Truntum, dipakai orang tua pengantin. Truntum berarti menuntun, maknanya orang tua menuntun mempelai memasuki hidup baru. Biasanya dalam bentuk sarimbit atau berpasangan antara kedua orang tua.
Satria Manah, dipakai wali pengantin pria ketika meminang. Dengan harapan semoga lamaran sang pria dapat diterima dengan baik oleh pihak wanita. Sebuah makna cerdas yang menjadi kebiasaan wong solo.
Semen Rante, dipakai wali pengantin wanita ketika menerima lamaran. Rantai melambangkan ikatan yang kokoh. Dengan harapan jika lamaran telah diterima, pihak wanita menginginkan hubungan erat dan kokoh yang tidak lepas lagi.
Demikian dari kami, warung tengkleng solo dlidir, semoga bermanfaat.