Megah di Jantung Jawa: Mengungkap Sejarah Mendalam dan Makna Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Simbol Persahabatan Abadi Indonesia-UEA
Di tengah lanskap Kota Solo (Surakarta) yang kaya akan warisan budaya Jawa, berdiri sebuah monumen megah yang relatif baru namun telah mencuri perhatian dan hati banyak orang: Masjid Raya Sheikh Zayed. Dengan kubah-kubah putihnya yang berkilauan di bawah matahari tropis dan menara-menara yang menjulang anggun, masjid ini bukan sekadar tempat ibadah. Ia adalah sebuah masterpiece arsitektur, hadiah persahabatan yang tulus, dan kini, salah satu ikon kebanggaan baru bagi masyarakat Solo dan Indonesia. Hingga saat ini, April 2025, masjid ini terus memancarkan pesonanya, menjadi saksi bisu eratnya hubungan dua negara dan denyut nadi spiritual serta sosial masyarakat sekitar.
Namun, bagaimana sebenarnya kisah di balik kemegahan ini? Bagaimana sebuah replika masjid ikonik dari Abu Dhabi bisa berdiri kokoh di Gilingan, Banjarsari, Solo? Sejarah Masjid Raya Sheikh Zayed Solo adalah cerita tentang diplomasi yang hangat, visi kepemimpinan, penghormatan antar bangsa, dan realisasi sebuah mimpi yang kini menjadi berkah bagi ribuan orang. Mari kita telusuri jejak sejarahnya yang menarik.
Babak Awal: Benih Persahabatan dan Diplomasi Hadiah
Akar sejarah Masjid Raya Sheikh Zayed Solo tertanam kuat dalam hubungan diplomatik yang harmonis dan terus berkembang antara Republik Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA). Kedua negara mayoritas Muslim ini telah menjalin kerja sama di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, energi, hingga sosial budaya, selama bertahun-tahun. Hubungan ini semakin dipererat di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Yang Mulia Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), yang saat itu menjabat sebagai Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA (kini Presiden UEA).
Gagasan untuk membangun masjid ini muncul sebagai hadiah istimewa dari Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan kepada Presiden Jokowi dan rakyat Indonesia. Pemberian hadiah ini bukan tanpa makna. Pertama, ini adalah bentuk penghormatan kepada mendiang Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pendiri dan presiden pertama UEA, yang namanya diabadikan pada masjid agung di Abu Dhabi dan kini juga di Solo. Sheikh Zayed dikenal sebagai pemimpin yang visioner, dermawan, dan sangat peduli pada persatuan serta kesejahteraan umat. Kedua, hadiah ini merupakan simbol konkret dari kuatnya persahabatan dan rasa saling menghormati antara kedua pemimpin dan kedua negara.
Pemilihan Kota Solo sebagai lokasi pembangunan masjid ini juga memiliki signifikansi tersendiri. Selain merupakan kota kelahiran Presiden Jokowi, Solo dianggap sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa yang penting. Menempatkan masjid megah dengan arsitektur Timur Tengah di jantung budaya Jawa ini seolah menjadi jembatan simbolis yang indah antara dua peradaban Islam yang berbeda namun saling menghargai. Sebagai bentuk apresiasi balik, Pemerintah Indonesia pun menamai sebuah jalan tol layang strategis di Jakarta dengan nama Jalan Layang Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ). Diplomasi hadiah ini menjadi penanda era baru kedekatan Indonesia-UEA.
Dari Visi ke Realita: Proses Perencanaan dan Pembangunan Skala Besar
Setelah gagasan disepakati, langkah selanjutnya adalah mewujudkan visi tersebut menjadi kenyataan. Desain masjid ini secara sengaja dibuat sebagai replika miniatur dari Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, salah satu masjid terindah dan terbesar di dunia. Meskipun dalam skala yang lebih kecil, esensi kemegahan, detail arsitektur Islam yang kaya, dan nuansa putih bersihnya tetap dipertahankan.
Proyek ambisius ini sepenuhnya didanai oleh pemerintah UEA melalui hibah senilai kurang lebih USD 20 juta (sekitar Rp 300 miliar pada saat itu). Ini menunjukkan komitmen penuh UEA untuk merealisasikan hadiah persahabatan ini dengan kualitas terbaik. Pemilihan lokasi jatuh pada lahan bekas Depo Pertamina di Gilingan, Kecamatan Banjarsari, sebuah area yang cukup strategis dan mudah diakses.
Proses pembangunan secara resmi dimulai dengan upacara peletakan batu pertama (groundbreaking) pada tanggal 6 Maret 2021. Acara ini dihadiri oleh para pejabat tinggi dari kedua negara, termasuk Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al Mazroui, menandai dimulainya pengerjaan fisik masjid.
Pembangunan masjid ini melibatkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor utama. Tantangannya tidak ringan. Selain skala proyek yang besar, upaya untuk mereplikasi detail arsitektur masjid di Abu Dhabi memerlukan ketelitian tinggi dan material khusus. Sebagian material, terutama marmer putih berkualitas tinggi yang menjadi ciri khas masjid ini, didatangkan langsung dari Italia, sama seperti masjid induknya di Abu Dhabi. Ratusan pekerja terlibat dalam proyek ini, bekerja siang malam untuk mengejar target penyelesaian. Prosesnya diawasi ketat untuk memastikan kualitas bangunan sesuai dengan standar yang diharapkan oleh pihak UEA dan Pemerintah Indonesia.
Momen Bersejarah: Peresmian Penuh Makna oleh Dua Pemimpin
Setelah melalui proses pembangunan selama kurang lebih 20 bulan, sebuah periode yang terbilang cepat untuk proyek sebesar ini, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo akhirnya siap diresmikan. Momen puncak yang ditunggu-tunggu itu tiba pada tanggal 14 November 2022.
Peresmian masjid ini menjadi peristiwa bersejarah yang dihadiri langsung oleh dua tokoh kunci di balik pembangunannya: Presiden Joko Widodo dan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan. Kehadiran kedua pemimpin negara ini secara bersama-sama untuk meresmikan masjid memberikan bobot simbolis yang sangat kuat akan eratnya hubungan bilateral. Acara peresmian berlangsung khidmat, dihadiri pula oleh sejumlah menteri, pejabat tinggi kedua negara, tokoh agama, dan perwakilan masyarakat.
Dalam sambutannya, kedua pemimpin negara menyampaikan harapan agar masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan keislaman, pengembangan ilmu pengetahuan, serta simbol moderasi beragama dan perdamaian. Peresmian ini disambut dengan antusiasme luar biasa oleh masyarakat Solo dan sekitarnya, yang telah lama menantikan kehadiran masjid megah ini. Meskipun diresmikan pada November 2022, masjid baru benar-benar dibuka untuk ibadah publik secara reguler beberapa waktu setelahnya, setelah semua persiapan akhir dan pembentukan badan pengelola (Badan Pengelola Masjid Raya Sheikh Zayed Solo – BPMRSZS) selesai dilakukan.
Keindahan Arsitektur: Kemegahan Abu Dhabi di Tanah Jawa
Memasuki kompleks Masjid Raya Sheikh Zayed Solo adalah seolah memasuki dunia lain yang penuh ketenangan dan keindahan. Arsitekturnya benar-benar mengadopsi gaya masjid induknya di Abu Dhabi, dengan sentuhan adaptasi pada skala dan beberapa detail.
- Fasad dan Material: Masjid ini didominasi oleh warna putih bersih yang berasal dari lapisan marmer Italia berkualitas tinggi pada dinding, lantai, dan pilar-pilarnya. Warna putih melambangkan kesucian dan kedamaian.
- Kubah dan Menara: Masjid ini memiliki total 82 kubah berbagai ukuran yang dihiasi dengan ornamen batu pualam putih. Kubah utamanya yang megah menjadi pusat perhatian. Empat menara (minaret) setinggi kurang lebih 70 meter menjulang di empat penjuru masjid, menambah kesan agung dan berfungsi sebagai penanda visual dari kejauhan.
- Pelataran (Sahn): Pelataran tengah yang luas dilapisi marmer berpola geometris Islami yang indah, mampu menampung ribuan jamaah tambahan, terutama saat Salat Jumat atau Salat Id. Kolom-kolom ramping dengan hiasan di bagian puncaknya mengelilingi pelataran, menciptakan arkade yang teduh dan estetik.
- Interior: Ruang salat utama terasa sangat lapang dan menenangkan. Dihiasi dengan karpet tebal bermotif khusus (meskipun mungkin berbeda dari karpet rajutan tangan raksasa di Abu Dhabi), pilar-pilar internal yang kokoh, dan pencahayaan dari lampu-lampu gantung kristal yang mewah namun tetap elegan. Kaligrafi ayat-ayat suci Al-Qur’an dan Asmaul Husna (99 nama Allah) menghiasi dinding-dinding tertentu, menambah nuansa spiritual.
- Kapasitas dan Fasilitas: Masjid ini dirancang untuk dapat menampung sekitar 10.000 jamaah secara total (sekitar 4.000 di dalam ruang salat utama dan 6.000 di area pelataran dan selasar). Selain ruang ibadah utama, kompleks masjid juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung modern, seperti:
- Perpustakaan Islam dengan koleksi buku yang terus berkembang.
- Ruang VIP untuk tamu kenegaraan atau acara khusus.
- Ruang serbaguna atau aula untuk seminar, kajian, dan kegiatan lainnya.
- Kantor pengelola masjid.
- Tempat wudhu pria dan wanita yang luas dan bersih.
- Area parkir basement yang cukup memadai.
Keindahan arsitektur ini tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga dirancang untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi kekhusyukan beribadah dan ketenangan jiwa.
Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah: Peran Multifaset di Era Modern (Hingga April 2025)
Sejak dibuka penuh untuk publik, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo dengan cepat melampaui fungsi dasarnya sebagai tempat salat lima waktu. Sejalan dengan harapan para pendirinya, masjid ini telah berkembang menjadi pusat multifaset yang vital bagi masyarakat Solo dan sekitarnya.
- Pusat Ibadah dan Spiritual: Fungsi utamanya tentu saja sebagai tempat pelaksanaan ibadah mahdhah. Salat Jumat selalu dipadati jamaah, begitu pula salat Tarawih dan Witir selama bulan Ramadan yang selalu semarak. Pelaksanaan Salat Idul Fitri dan Idul Adha di sini menjadi magnet bagi ribuan umat Islam dari Solo Raya. Suasana khusyuk dan megah menambah kekhidmatan ibadah.
- Pusat Pendidikan dan Dakwah Islam: Melalui Badan Pengelola, masjid ini aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan keislaman, seperti kajian rutin, ceramah agama oleh ustadz ternama, tadarus Al-Qur’an, hingga peringatan hari besar Islam. Perpustakaannya menjadi sumber literatur Islam bagi masyarakat. Masjid ini diharapkan menjadi pusat penyebaran Islam Rahmatan lil ‘Alamin (rahmat bagi seluruh alam) yang moderat dan toleran.
- Destinasi Wisata Religi Ikonik: Tak bisa dipungkiri, kemegahan arsitekturnya menjadikan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo destinasi wisata religi unggulan baru di Jawa Tengah. Setiap hari, terutama di akhir pekan dan hari libur, ratusan hingga ribuan pengunjung datang tidak hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk mengagumi keindahan bangunan, berfoto, dan merasakan atmosfernya. Kehadirannya memberikan warna baru bagi pariwisata Solo. Per April 2025, masjid ini terus menjadi salah satu tujuan utama wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Solo.
- Simbol Persahabatan Internasional: Masjid ini berdiri sebagai monumen hidup hubungan baik Indonesia-UEA. Keberadaannya selalu mengingatkan akan nilai persahabatan, kerja sama internasional, dan saling pengertian antar budaya. Ia juga menjadi contoh bagaimana diplomasi dapat menghasilkan warisan fisik yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
- Penggerak Ekonomi Lokal: Kehadiran masjid dan ramainya pengunjung turut memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar. Usaha kecil menengah (UKM) di bidang kuliner, oleh-oleh, akomodasi, dan transportasi di sekitar Gilingan merasakan peningkatan aktivitas ekonomi. Masjid juga menyerap tenaga kerja lokal untuk pengelolaan dan pemeliharaannya.
- Ruang Sosial dan Komunitas: Masjid ini menjadi ruang terbuka bagi berbagai lapisan masyarakat untuk berinteraksi, belajar, dan beribadah bersama, memperkuat kohesi sosial.
Masjid Zayed Solo Hari Ini (April 2025) dan Tatapan ke Depan
Memasuki tahun 2025, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo telah mapan sebagai bagian integral dari kehidupan spiritual, sosial, dan budaya Kota Solo. Aktivitas ibadah dan dakwah berjalan rutin dan semarak. Pengelolaan masjid yang profesional terus menjaga kebersihan, ketertiban, dan kelancaran operasional. Kegiatan selama Ramadan 1446 H (yang baru saja berlalu di Maret-April 2025) kembali menunjukkan peran sentral masjid ini dalam memfasilitasi ibadah umat.
Ke depan, potensinya masih sangat besar. Pengembangan Islamic Center yang terintegrasi diharapkan dapat lebih memaksimalkan peran edukasi dan sosialnya. Upaya untuk terus menjadikannya sebagai pusat studi Islam moderat dan dialog antarbudaya juga menjadi agenda penting. Tantangan dalam mengelola arus pengunjung yang besar agar tetap menjaga kesakralan dan kenyamanan beribadah juga terus dihadapi dan diatasi oleh pihak pengelola.
Kesimpulan: Warisan Persahabatan yang Menginspirasi
Sejarah Masjid Raya Sheikh Zayed Solo adalah narasi yang indah tentang bagaimana persahabatan antar bangsa dapat mewujud menjadi sebuah karya monumental yang membawa berkah. Dari sebuah gagasan diplomatik yang tulus, melalui proses pembangunan yang cermat, hingga kini berdiri megah sebagai pusat ibadah dan ikon baru Kota Solo, masjid ini adalah lebih dari sekadar bangunan.
Ia adalah warisan dari visi Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan yang namanya diabadikan, bukti nyata kedekatan Indonesia dan Uni Emirat Arab, sebuah masterpiece arsitektur yang memukau, dan denyut nadi spiritual serta sosial yang terus hidup dan berkembang. Bagi masyarakat Solo dan Indonesia, Masjid Raya Sheikh Zayed bukan hanya hadiah, tetapi juga amanah untuk terus dijaga, dimakmurkan, dan dijadikan sumber inspirasi perdamaian serta kemajuan umat. Kemegahannya di jantung Jawa akan terus bersinar, menjadi saksi sejarah dan persahabatan yang tak lekang oleh waktu.
Sejarah masjid zayed solo oleh Pawon 24 Jam : Surga bagi Pecinta Kambing dengan Sentuhan Seni Batik Tulis Milyaran Rupiah. Di antara deretan warung makan yang berjejer di sepanjang jalan, terdapat satu tempat istimewa yang siap memanjakan lidah para pecinta kuliner, khususnya penggemar olahan kambing: Pawon 24 Jam Solo Dlidir.
Berbeda dengan warung makan pada umumnya, Pawon 24 Jam menawarkan pengalaman kuliner yang unik dan tak terlupakan. Di sini, Anda tidak hanya disuguhi hidangan lezat berbahan dasar kambing dengan harga terjangkau, tetapi juga dimanjakan dengan suasana artistik yang memanjakan mata.
Kelezatan Hidangan Kambing yang Menggoyang Lidah
Pawon 24 Jam memahami betul selera masyarakat Solo yang begitu menggemari olahan kambing. Oleh karena itu, warung makan ini menghadirkan beragam menu spesial berbahan dasar kambing yang diolah dengan resep turun temurun dan bumbu rempah pilihan.
-
Soto Jeroan Kambing (Rp10.000): Bagi Anda yang menyukai tantangan kuliner, soto jeroan kambing di kuliner solo 24 Jam Nonstop wajib dicoba.
View this post on Instagram -
Soto Daging Kambing (Rp13.000): Jika Anda lebih memilih hidangan yang lebih familiar, soto daging kambing bisa menjadi pilihan yang tepat.
-
Tengkleng Kepala Kambing (Rp150.000): Ingin menikmati hidangan kambing yang lebih istimewa? Tengkleng kepala kambing di Pawon 24 Jam adalah jawabannya.
-
View this post on Instagram
-
Sate Buntel (Rp25.000): Sate buntel di Pawon 24 Jam bukan sate buntel biasa. Daging kambing cincang yang dibungkus lemak kambing ini dibakar hingga matang sempurna dan disajikan dengan bumbu kacang spesial.
Sentuhan Magis V60 : Menjelajahi Keajaiban Kopi Arabika Jawa yang Menyapa Pagi dan Malam tempat Ngopi di solo 24 jam, pawon 24 jam nonstop
Bukan sekadar warung kopi biasa, Pawon 24 Jam adalah panggung sandiwara rasa, tempat di mana seni meracik kopi bertemu dengan keajaiban biji kopi pilihan, menciptakan simfoni aroma dan rasa yang tak terlupakan, bahkan di tengah sunyinya malam atau ramainya pagi.
Bayangkan, di saat jarum jam menunjuk angka keramat tengah malam, ketika kota lain terlelap dalam mimpi, Pawon 24 Jam justru semakin menggeliat. Aroma kopi menyeruak, menari-nari di udara, memanggil jiwa-jiwa yang haus akan kehangatan dan kelezatan.
Situs kami lainnya di : Jasa bangun rumah semarang.
Keunikan Pawon 24 Jam yang Tak Tertandingi
Selain menu-menu lezatnya, Sejarah masjid zayed solo oleh Pawon 24 Jam juga menawarkan sejumlah keunikan yang membuatnya berbeda dari warung makan lainnya:
-
-
Buka 24 Jam Nonstop: Sesuai dengan namanya, Pawon 24 Jam buka setiap hari selama 24 jam. Suasana Artistik: Pawon 24 Jam tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memanjakan mata. Dinding-dinding warung dihiasi dengan koleksi batik tulis asli terbaik di dunia, menciptakan suasana yang artistik dan elegan. Anda bisa menikmati hidangan sambil mengagumi keindahan karya seni batik yang memukau.
-
-
Pelayanan Ramah: Pawon 24 Jam memiliki staf yang ramah dan siap melayani Anda dengan sepenuh hati. Mereka akan dengan senang hati membantu Anda memilih menu dan memastikan Anda merasa nyaman selama berada di warung.
Sejarah masjid zayed solo oleh Pawon 24 Jam : Destinasi Kuliner Wajib di Solo
Dengan segala keunikan dan kelezatan yang ditawarkannya, Pawon 24 Jam layak menjadi destinasi kuliner wajib bagi Anda yang berkunjung ke Solo.
Lokasi pawon 24 jam :
Sumber Nayu, Joglo, Banjarsari, Solo. Berikut Google Maps nya :
Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi Pawon 24 Jam dan nikmati sensasi kuliner Solo yang sesungguhnya!