Dalam Islam, setiap kali seseorang melahirkan anak, baik laki-laki atau perempuan, maka dianjurkan melakukan akikah untuk anak tersebut. Jika anak tersebut laki-laki, disunahkan akikah dengan dua ekor kambing, dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Jika kebetulan seseorang melahirkan anak kembar, apakah dia dianjurkan mengakikahi masing-masing anak tersebut, atau hanya cukup mengakikahi satu atau salah satu anak saja? Berapakah jumlah hewan akikah untuk anak kembar?
Disebutkan dalam kitab Fathul Qarib karya Muhammad bin Alqasim, bahwa akikah dianjurkan untuk masing-masing anak. Jika memiliki dua anak, maka dianjurkan melakukan akikah dua kali, dan begitu seterusnya.
وتتعدد العقيقة بتعدد الاولاد
“Jumlah bilangan akikah sesuai dengan jumlah bilangan anak.”
Begitu juga berlaku untuk anak kembar. Jika anak kembar tersebut berjumlah dua, maka dianjurkan akikah untuk masing-masing dari keduanya. Hal ini karena dalam akikah, yang menjadi ukuran adalah jumlah anak, bukan jumlah kelahiran dalam waktu yang berjauhan.
Dr. Hisamuddin menyebutkan dalam kitabnya Almufashshal fi Ahkamil Aqiqah, bahwa ulama sepakat bahwa jika ada dua anak kembar atau lebih, maka tidak cukup mengakikahi salah satunya tapi dianjurkan akikah untuk masing-masing anak tersebut.
اتفق العلماء على انه اذا ولد اثنان في بطن واحد فلا تجزئ عقيقة عنهما ولا بد من عقيقتين
“Ulama sepakat bahwa jika ada dua anak kembar, maka tidak cukup mengakikahi salah satunya, namun dianjurkan mengakikahi masing-masing dari kedua anak kembar tersebut.”
Terkait jumlah hewan yang dijadikan akikah untuk anak kembar, tetap disesuaikan dengan jenis kelamin dari masing-masing anak tersebut. Jika anak laki-laki, dianjurkan dua ekor kambing, sementara perempuan satu ekor. Sehingga jika ada dua anak kembar dan semuanya berjenis kelamin laki-laki, maka jumlah hewan akikah sebanyak empat ekor kambing. Dan untuk selanjutnya, tinggal melihat jenis kelamin anak kembar tersebut.
Pelaksanaan Aqiqah Untuk Anak Kembar
( Pelaksanaan aqiqah ) Tidak semua orang dikaruniai anak kembar. Ini merupakan anugerah yang luar biasa istimewa. Apalagi jika langsung mendapat bayi kembar sepasang. Namun di balik kegembiraan itu, terkadang terselip kekhwatiran di batin sebagian orang tua yang memiliki anak kembar. Betapa tidak? Biaya untuk merawat dan membesarkan bayi kembar tentu double. Bahkan, untuk mengaqiqahkannya pula.
Perkara aqiqah sebetulnya telah menjadi tradisi sejak zaman jahiliyah. Pelaksanaannya disempurnakan ketika Rasulullah Saw mensyiarkan agama Islam. Contohnya, Rasulullah meniadakan tradisi membalurkan darah hewan sembelihan ke kepala bayi dan menggantikannya dengan wewangian.
Secara hukum aqiqah bukanlah wajib, melainkan sunnah muakkad. Tetapi, sunnah muakkad mengandung anjuran yang lebih tegas daripada sunnah biasa. Sehingga alangkah baiknya dilakukan ketimbang tidak. Penekanan ini ditujukan khusus untuk mereka yang memiliki rezeki dari cukup. Sedangkan bagi yang tidak diperbolehkan menangguhkannya sampai rezekinya tercukupi atau bahkan tidak sama sekali.
Hikmah Aqiqah
Akikah Menurut Syaikh Abdullah nashih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam sebagaimana dilansir di sebuah situs memiliki beberapa hikmah di antaranya:
1. Menghidupkan sunah Nabi Muhammad S.A.W dalam meneladani Nabiyyullah Ibrahim alaihissalam tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala menebus putra Ibrahim yang tercinta Ismail alaihissalam.
2. Dalam akikah ini mengandung unsur perlindungan dari syaitan yang dapat mengganggu anak yang terlahir itu. Dan ini sesuai dengan makna hadis, yang artinya: “Setiap anak itu tergadai dengan akikahnya.”. Sehingga Anak yang telah ditunaikan akikahnya insya Allah lebih terlindung dari gangguan syaithan yang sering mengganggu anak-anak. Hal inilah yang dimaksud oleh Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah “bahwa lepasnya dia dari syaithan tergadai oleh akikahnya”.
3. Akikah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya kelak pada hari perhitungan. Sebagaimana Imam Ahmad mengatakan: “Dia tergadai dari memberikan Syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan akikahnya)”.
4. Merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan lahirnya sang anak.
5. Akikah sebagai sarana menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan syari’at Islam & bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah SAW pada hari kiamat.
Pembagian Daging Aqiqah
Adapun dagingnya maka dia (orang tua anak) bisa memakannya, menghadiahkan sebagian dagingnya, dan mensedekahkan sebagian lagi.
Syaikh Utsaimin berkata: “…dan tidak apa-apa dia mensedekahkan darinya dan mengumpulkan kerabat dan tetangga untuk menyantap makanan dari kambing akikah yang sudah matang.
Syaikh Jibrin berkata: Sunahnya dia memakan sepertiganya, menghadiahkan sepertiganya kepada sahabat-sahabatnya, dan mensedekahkan sepertiga lagi kepada kaum muslimin, dan boleh mengundang teman-teman dan kerabat untuk menyantapnya, atau boleh juga dia mensedekahkan semuanya.
Syaikh Ibnu Bazz berkata: “…dan engkau bebas memilih antara mensedekahkan seluruhnya atau sebagiannya dan memasaknya kemudian mengundang orang yang engkau lihat pantas diundang dari kalangan kerabat, tetangga, teman-teman seiman dan sebagian orang faqir untuk menyantapnya, dan hal serupa dikatakan oleh Ulama-ulama yang terhimpun di dalam Al lajnah Ad Daimah.”
Dari kedua referensi diatas memiliki kemiripan hampir dalam segala hal. Terlepas dari perbedaan keduannya, kami selaku penyedia jasa aqiqah berusaha melayani dengan profesional. Karena inti dari ibadah adalah niat yang ikhlah dalam mengharap ridhoNya dan sesuai yang dicontohkan oleh Rosululloh.
Barokallohufiik…..
Situs kami lainnya di : batik fabric quilting